1. ALFIN FIRA FARO IZZAH
2. VIA MAULINA R.
3. RATIH PURIASIH
A.
Alat Ucap
Fonetik
artikulatoris membicarakan cara-cara alat ucap membentuk berbagai bunyi bahasa.
Dalam hal ini yang terlebih dahulu untuk dipelajari adalah alat ucap dan
bagian-bagiannya.
Alat-alat ucap manusia yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fon)
dibedakan menjadi tiga bagian yakni (1) artikulator; (2) titik artikulasi; dan
(3) alat-alat lain yang mendukung proses terjadinya bunyi bahasa.
1.
Artikulator
Artikulator ialah alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara leluasa
dan dapat menyentuh bagian-bagian alat ucap yang lain (titik artikulasi) serta
dapat membentuk bermacam-macam posisi. Alat bicara semacam ini terletak di
bagian bawah atau rahang bawah.
Alat-alat ucap yang termasuk artikulator antara lain:
a) bibir bawah (labium);
b) gigi bawah (dentum);
c) ujung lidah (apeks);
d) depan lidah (front of the tongue);
e) tengah lidah (lamino);
f) belakang lidah (dorsum); dan
g) akar lidah.
2.
Titik Artikulasi
Titik artikulasi ialah alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat sentuhan dan
bersifat statis. Alat-alat ini terdapat di bagian atas atau rahang atas.
Alat-alat ucap yang termasuk pada bagian ini antara lain:
a) bibir atas (labium);
b) gigi atas (dentum);
c) lengkung kaki gigi atas (alveolum);
d) langut-langit keras (palatum);
e) langit-langit lunak (velum); dan
f) anak tekak (uvula).
3.
Alat-alat Lain
Alat-alat lain yang dimaksudkan ialah alat bicara selain artikulator dan titik
artikulasi yang dapat menunjang proses terjadinya bunyi bahasa. Yang termasuk
alat-alat lain antara lain:
a\) hidung (nose);
b)rongga hidung (nasal cavity);
c) rongga mulut (oral cavvity);
d) pangkal kerongkongan (faring);
e) katup jakun (epiglotis);
f) pita suara;
g) pangkal tenggorokan (laring);
h) batang tenggorokan (trachea);
i) paru-paru;
j) sekat rongga dada (diafragma);
k) saraf diafragma;
l) selaput rongga dada (pleural cavity); dan
m) bronchus.
Untuk memperjelas uraian tersebut, berikut ini digambarkan posisi alat bicara
manusia.
B.
Fungsi Alat-Alat
Bicara
1.
Alat bicara
manusia antara satu dengan yang lain sanling berhubungan untuk membentuk bunyi
bahasa. Dengan demikian fungsi masing-masing alat bicara kemungkinan ada
sangkut pautnya dengan alat lain. Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang
dimaksud.
Paru-paru
Paru-paru mempunyai tugas bersama dengan diafragma untuk menghembuskan udara ke
luar sehingga menimbulkan bunyi bahasa. Paru-paru biasa disebut sebagai motor
penggerak alat bicara.
2.
Pita Suara
Pita suara ini tempatnya di bawah jakun yang terdiri atas sepasang pita. Di
tengah-tengah pita suara ini ada celah yang bisa melebar dun menyempit.
Celah
pits suara ini lebih dikenal dengan sebutan glotis. Pita suara manusia dapat
berubah-ubah posisinya, antara lain sebagai berikut ini.
a) posisi terbuka lebar
Posisi seperti ini tidak menghasilkan bunyi bahasa dart terjadi pada pernafasan
normal saja.
b) posisi agak menyempit
posisi seperti ini akan menghasilkan bunyi tak bersuara, misalnya: [p], [t],
[k], [c].
c) posisi menyempit
posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa bersuara, misalnya [b], [d], [g],
[j].
d) posisi tertutup
posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa hamzah atau glotal stop, misalnya
[h], dan [?].
3.
Laring
Di dalam alert ini terdapat pita suara (vocal cord) yang melintang dari arah
depan ke belakang. Dengan demikian fungsi alat ini ialah untuk meneruskan
aliran udara yang berhembus dari paru-paru ke faring.
4.
Faring
Fungsi alat ini yang utama ialah meneruskan aliran udara dari Pita suara. Akan
tetapi alat ini bisa membentuk bunyi bahasa hamzah setelah bersentuhan dengar
akar lidah (radik) sehingga bunyi senacam ini disebut bunyi faringal.
5.
Lidah
Lidah merupakan salah satu artikulator yang sangat penting di dalam proses
pembentukan bunyi bahasa. Pentingnya lidah ini bisa dilihat dari bunyi yang
dihasilkannya bisa berupa vokal dan, konsonan. Vokal dihasilkan oleh gerak
perpindahan posisi lidah tanpa bersentuhan tiengan titik artikulasi. Jika
gerak-gerak perpindahan posisi ini bersentuhan dengan titik artikulasi, maka akan
menghasilkan bunyi konsonan.
6.
Bibir
Ada beberapa bunyi bahasa yang dihasilkan oleh sentuhan baik secara langsung
atau tidak oleh bibir manusia. Bunyi [p, b] terjadi karena sentuhan antara
bibir bawah dengan bibir atas sehingga aliran udara tertahan sebentar.
Selanjutnya aliran udara tersebut dihembuskan sampai terdengarnya bunyi
tersebut. Bunyi [p,b] dalam fonetik disebut bunyi bilabial, sebab terjadi
karena sentuhan kedua bibir yaitu bibir atas dan bibir bawah. Selain itu, kedua
bunyi itu dapat dinamai stop bilabial.
C. Cara Kerja Alat-Alat Bicara
1.Paru-Paru (Lung)
Paru-paru
adalah sumber arus udara yang merupakan syarat mutlak untuk terjadinya bunyi
bahasa.Namun, perlu diketahui juga bahwa bunyi bahasa dapat juga dihasilkan
dengan dengan arus udara yang datang dari luar mulut.Kalau arus udara datang
dari paru-paru disebut arus udara agresif, dan kalau udara datang dari luar
disebut udara ingresif.Terlu diketahui juga selama ini dalam bahasa indonesia
tidak ada bunyi yang dihasilkan dengan udara ingresif itu.
2.Pangkal Tenggorok
(laring), pita suara, glotis, dan epiglotis
Pangkal tenggorok adalah sebuah rongga pada ujung saluran pernafasan yang bujungnya ada sepasang pita suara.Pita suara inidapat terbuka lebar , terbuka agak lebar, terbuka sedikit, dan tertutup rapat, sesuai denagan arus udara yang dihembuskan keluar.Celah diantara pita suara itu disebut glotis.Pada glotis inilah awal terjadinya bunyi bahasa dalam proses produksi bunyi itu.Bia glotis dalamkeadaan terbuka lebar, tidak ada bunyi bahas yang dihasilkan, selain desah nafas.Bila glotis dalam keadaan terbuka agak lebar akan terjadi bunyi tak bersuara.Bila glotis dalam keadaan terbuka sedikit akan terjadi bunyi bersuara.Lalu, bila glotis dalam keadaan tertutup rapat akan terjadi bunyi hmazah atau bunyi hambat glotal.Proses pembunyian ini dibantu oleh epiglotis (katup pangkal tenggorok) yang bertugas menutup dan membuka jalan nafas (jalan udara dari dan ke paru-paru) dan jalan makanan/minuman ke arah pencernaan.
3.Rongga Kerongkongan
(faring)
Faring
atau rongga kerongkongan adalah sebuah rongga yang terletak diantara pangkal
tenggorok dengan rongga mulut dan rongga hidung.Faring berfungsi sebagai
“tabung udara” yang akan ikut bergetar bila pita suara bergetar.Bunyi bahasa
yang dihasilakan disebut bunyi faringal.
4.Langit-Langit Lunak
(Venum), anak tekak (uvula) dan pangkal lidah (dorsum)
Velum
atau langit-langit lunak dan bagian ujungnya yang disebut uvula (anak tekak)
dapat turun naik untuk mengatur arus udara keluar masuk melalui rongga hidung
atau rongga mulut.Uvula akan merapat kedinding faring kalau arus udara keluar
melalui rongga mulut, dan akan menjauh dari dinding faring kalau arus udara
keluar melalui rongga hidung.Bunyi yang dihasilkan kalau udara keluar melalui
rongga hidung disebut bunyi nasal dan kalau udara keluar melalui rongga mulut
disebut oral.Bunyi yang dihasilkan dengan velum sebagai artikulator pasif dan
dorsum sebagai artikulator aktif disebut bunyi dorsovelar, dari gabungan kata
dorsum dan velum.Sedangkan yang dihasilkan oleh uvula disebut bunyi uvular.
5.Langit-Langit keras
(palatum), ujung lidah (apeks), dan daun lidah (laminnum)
Dalam
pembentukan bunyi-bunyi bahasa, langit-langit keras (palatum) berlaku sebagai
pasif (artikulator yang diam, tidak bergerak) dan yang menjadi artikulator
aktifnya adalah ujung lidak (apeks) atau daun lidah (laminum).Bunyi bahasa yang
dihasilkan oleh palatum dan apeks disebut bunyi apikopalatal.Sedangkanyang
dihasilakan oleh palatum dana laminum disebut bunyi laminopalatal.
6.Ceruk gigi (alveolum),
apeks, dan daun lidah (laminum)
Dalam
pembentukan bunyi bahasa, alveolum sebagai artikulator pasif dan apeks atau
laminum sebagai artikulator aktifnya.Bunyi yang dihasilkan oleh alveolum dan
apeks disebut bunyi apikoalveolar.Lalu, yang dihasilkan oleh alveolum dan
laminum disebut bunyi laminoalveolar.
7.Gigi (dentum), Ujung
lidah (apeks), dan bibir (labium)
Dalam
produksi bunyi bahasa, gigi atas dapat berperan sebagai artikulator pasif, yang
menjadi artikulator aktifnya adalah apeks atau bibir bawah.Bunyi yang
dihasilkan oleh gigi atas dan apeks disebut bunyi apikodental dan yang
dihasilakan oleh gigi atasa dan bibir bawah disebut bunyi labiodental.Dalam hal
ini ada juga bunyi interdental dimana apeks sebagai artikulator aktif berada
diantara gifi atas dan gigi bawah yang menjadi artikulator pasifnya.
8.Bibir bawah dan bibir
atas
Dalam
pembentukan bunyi bahasa bibir atas bisa menjadi artikulator pasif dan bibir
bawah menjadi artikulator aktif.Bunyi yang dihasilkan disebut bunyi
bilabial.Bibir bawah bisa juga menjadi artikulator pasifnya.Lalu, bunyi yang
dihasilkan disebut bunyi labiodental, dari kata labium dan dentum.
9.Lidah (tongue)
Lidah
terbagi atas empat bagian, yaitu ujung lidah (apeks), daun lidah (laminum),
punggung atau pangkal lidah (dorsum), dan akar lidah (root).Lidah
dengan bagian-bagiannya dalam pembentukan bunyi bahasa selalu menjadi
artikulator pasifnya adalah alat-alat ucap yang terdapat pada rahang atas.
10.Mulut dan rongga
mulut
Rongga
mulut dengan kedua belah bibir (atas dan bawah) berperan dalan pembentukan
bunyi vokal.kalau bentuk mulut memundar maka akan dihasilkan bunyi vokal bundar
atau bulat.kalau bentuk mulut tidak bundar atau melebar akan dihasilkan bunyi
vokal tidak bundar.Sebagai umum bunyi yang dihasilkan dirongga mulut disebut
bunyi oral, sebagai lawan bunyi nasal yang dihasilkan melalui rongga hidung.
11.Rongga Hidung
Bunyi
bahasa yang dihasilkan melalui rongga hidung disebut bunyi nasal.Bunyi nasal
ini dihasilakan dengan cara menutup rapat-rapat arus udara dirongga mulut, dan
menyalurkan keluar melalui rongga hidung.Yang ada dalam bahasa indonesia adalah
bunyi nasal bilabial, bunyi nasal apikeolveaolar bunyi nasal laminopalatal, dan
bunyi nasal dorsovelar.
Sumber : http://organ_artikulasi.academica.org